Berikut adalah wawancara bersama wartawan MINA:
Wawancara Khusus dengan Dr Abdul Halim bin Abdul Hamid, Pakar Ekonomi Syariah asal Malaysia
Surabaya, 2 Rabiul Awwal/13 Januari 2013 (MINA) - Pakar ekonomi syariah asal Malaysia Dr Abdul Halim bin Abdul Hamid mengatakan bahwa saat ini masyarakat dunia khususnya umat Islam banyak yang sadar dengan sistem ekonomi syariah. Kesadaran ini muncul mengingat sistem ekonomi kapitalis ternyata merugikan. Bagaimana sistem ekonomi syariah dianggap menjanjikan perkembangannya pada tahun-tahun mendatang? Berikut wawancara khusus wartawan Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency (MINA) dengan Dr Abdul Halim bin Abdul Hamid di sela-sela acara Tabligh Akbar Solidaritas Al-Aqsha Palestina di Surabaya, Sabtu (13/1).
Bagaimana menurut pengamatan Anda tentang perkembangan ekonomi syariah saat ini?
Sekarang masyarakat dunia khususnya umat Islam banyak yang sadar dengan sistem ekonomi syariah. Mereka mulai sadar bahwa sistem ekonomi kapitalis sebenarnya merugikan mereka sendiri. Di berbagai negara khususnya di kawasan Asia, mereka mulai menerapkan sistem ekonomi syariah pada perbankan mereka. Di Indonesia dan Malaysia bank-bank konvensional juga memberikan layanan ekonomi syariah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah sangat menjanjikan perkembangannya pada tahun-tahun mendatang.
Jika umat Islam berbondong-bondong tertarik pada sistem ekonomi syariah, lalu apa kendala yang dihadapi dalam penerapannya?
Selama system ekonomi mereka masih berkiblat pada ekonomi kapitalisme Amerika. Maka, selama itu pula mereka tidak akan bisa keluar dari jurang kemiskinan. Untuk itu, para pemimpin negara hendaknya mempunyai keberanian dan kebijakan untuk bisa melaksanakan ekonomi syariah. Demi martabat bangsa, seyogyanya penentu kebijakan harus berani mengambil sikap meninggalkan sistem ekonomi kapitalis menuju kepada sistem ekonomi syariah. Jika mereka masih menganut ekonomi kapitalisme, maka justru kekayaan mereka akan terus dikeruk Barat.
Apakah system ekonomi kapitalis yang masih menjadi andalan, dapat terus bertahan dan diminati?
Fakta membuktikan, kita bisa lihat sekarang Amerika dengan hutangnya yang mencapai lebih dari 15 triliun dolar Amerika (atau sekitar 15 ribu triliun rupiah, jika kurs 1 dolar AS = 10 ribu rupiah). Itu artinya dolar AS semakin ditinggalkan oleh masyarakat internasional. Dunia internasional mulai sadar mencari alternatif lain yang lebih menjanjikan, dan itu ada pada sistem ekonomi syariah.
Fakta membuktikan, kita bisa lihat sekarang Amerika dengan hutangnya yang mencapai lebih dari 15 triliun dolar Amerika (atau sekitar 15 ribu triliun rupiah, jika kurs 1 dolar AS = 10 ribu rupiah). Itu artinya dolar AS semakin ditinggalkan oleh masyarakat internasional. Dunia internasional mulai sadar mencari alternatif lain yang lebih menjanjikan, dan itu ada pada sistem ekonomi syariah.
Jika beralih ke sistem ekonomi syariah, bagaimana sistem ini dapat mensejahterakan masyarakat?
Jikalau masyarakat muslim saja bertransaksi secara syariah, menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) yang mempunyai ilai riil secara instrinsik, membayar zakat dengan dinar, berangkat haji dengan dinar dan segala bentuk transaksi menggunakan ukuran dinar, maka unat Islam akan menjadi kuat secara ekonomi. Kekayaan umat Islam dikelola oleh umat Islam sendiri untuk kesejahteraan bersama. Ekonomi umat Islam menjadi kuat karena didukung oleh nilai dari dinar tersebut yang tidak akan mudah turun walaupun dalam jangka waktu yang lama. Sehingga kekayaan umat Islam tidak mudah begitu saja diambil oleh kapitalis seperti sekarang.
Saya yakin bila masyarakat menerapkan hal tersebut mereka akan menjadi sejahtera karena sistem keuangan yang adil dan tidak ada pihak yang dirugikan
Bank Dunia pun mulai melirik bank syariah misalnya?
Sebenarnya mereka masih menerapkan kulitnya saja, masih mengelabuhi masyarakat. Sebenarnya masih tetap saja menerapkan sistem kapitalis. Secara substansi mereka masih mempraktekkan sistem kapitalis. Mereka tetap ingin untung.
2 comments:
ya, benar sekali..
islam memang agama yang begitu sempurna..
Exceptionally pleasant article, Thanks
Dinar Currency
Dinar Guru
Dinar Chronicles
Post a Comment